Header Ads

Header ADS

Pawang Hujan



Pemahaman tentang Pawang Hujan

NUR AULIA - Perbuatan pawang hujan adalah suatu "ikhtiar/usaha", soalnya manusia pada hakekatnya tidak punya otoritas sama sekali untuk ikut campur dalam urusan AllohSWT. Sekali lagi pawang merupakan hukum adhi' jadi pada hakekatnya pawang tidak punya kuasa apapun, Sama halnya seorang dokter tidakpunya kuasa apa-apa tentang penyembuhan orang sakit, semua adalah atas kehendak Alloh SWT semata. Soal setelah di "pawangi" apakah tidak turun atau masih turun hujan,seorang pawang tidak tahu dengan pasti, begitu juga seorang dokter tidak tahu pasti apakah setelah diobati pasiennya sembuh atau tidak, namun "biasanya", sekali lagi "biasanya" kalau sudah dipawangi maka hujannya tidak turun dan "biasanya" kalau diberi obat maka sembuh, ni maknanya hukum adat yang berlaku didunia ini. Padahal bisa saja terjadi walaupun 100 orang pawang berkumpul, ternyata hujannya masih juga turun disitu, ini maknanya pawang itu sebetulnya tidak punya kuasa apa-apa terhadap kekuasaan Alloh SWT.

Pawang hujan bukan menghentikan hujan akan tetapi memindahkan hujan ketempat yang lain seperti : ke gunung, lembah, laut atau hutan karena ada sesuatu hajat atau hujan itu mendatangkan mudharat.

Berdasarkan Hadits diatas dapat diambil kesimpulan secara metoda hikmah:

Meneliti terlebih dahulu kondisi langit
Hujannya memberi mudharat
Memohon kepada Alla
Tawassul dan Sholawat atas Nabi Muhammad SAW.
Memindahkan hujan pada tempat lain seperti pegunungan, lembah-lembah atau hutan dengan berdoa kepada Allah.

Memohon Memberhentikan hujan berarti menolak rahmat Allah yang dibutuhkan oleh semua alam seperti : manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan bumi dan menghambat permohonan manusia yang sedang menjalankan Istisqo sesungguhnya hanya Allah yang dapat memberhentikan hujan.

" Konon kami tidak melihat gumpalan awan antara kami dan sela-sela gunung Sal'a dan tidak nampak pula awan diatas rumah kami. Tiba-tiba datang gumpalan awan seperti perisai, maka tatkala gumpalan awan tersebut menyebar menutupi sebagian langit maka turunlah hujan. Demi Allah pada hari sabtu kami tidak melihat matahari, kemudian datang seorang pada hari jumat berikutnya untuk menemui Nabi. Tatkala itu Nabi sedang berkhutbah, orang itu mengadu kepada Nabi :" Ya Rasululloh binasalah harta kami dan terputuslah jalan-jalan kami ".Nabi bersabda : " Memohonlah kamu kepada Allah karena hanya Dialah yang dapat menolak hujan, kemudian Nabi mengangkat kedua tanganNya sambil berdo a: " Ya Allah jadikanlah hujan ini pindah pada sekitar kami jangan jadikan hujan ini untuk kami. Ya Allah pindahkanlah hujan ini diatas gunung, bukit yang lembab, lembah gunung atau tempat tumbuhnya pohon (hutan )".
(HR.Bukhari-Muslim)


اَللَّÙ‡ُÙ…َّ Ø­َÙˆَالَÙŠْÙ†َا Ùˆَلاَ عَÙ„َÙŠْÙ†َا، اَللَّÙ‡ُÙ…َّ عَÙ„َÙ‰ اْلآكَامِ Ùˆَالظِّرَابِ، ÙˆَبُØ·ُÙˆْÙ†ِ اْلأَÙˆْدِÙŠَØ©ِ Ùˆَ Ù…َÙ†َابِتِ الشَّجَرِ

Ya Allah! Hujanilah di sekitar kami, jangan kepada kami. Ya, Allah! Berilah hujan ke daratan tinggi, beberapa anak bukit perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.” [194] [194] HR. Al-Bukhari 1/224 dan Muslim 2/614


Dari Zaid bin Khalid al-Juhani RA dia berkata, suatu ketika Rasulullah SAW shalat shubuh bersama kami di Hudaibiyyah di atas bekas langit (hujan) yg terjadi sejak malam, begitu selesai, orang-orang pun menyongsongnya, lalu beliau bersabda: “Apakah kalian tahu apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian ?”. Para shahabat menjawab : “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau SAW bersabda :
“Allah telah berfirman : ‘Pagi hari ini ada di antara hambaku yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun yang berkata : ‘Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah’ ; maka ia telah beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang-bintang. Adapun yang berkata : ‘Kita diberi hujan karena bintang ini dan itu’ ; maka ia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang”. [HR. Bukhari (2/23), Muslim (1/83)


Memperbanyak Sholawat kepada Nabi SAW.
Diriwayatkan dari ath-Thufail bin Abi Ka’ab dari ayahnya ia nerkata :” Wahai Rosululloh, aku ingin membanyakkan sholawat kepadamu. Maka berapa banyak sholawat kepadamu yang harus aku jadikan dalam (do’a bagi diriku) dalam shalatku,” Maka Rosululloh SAW bersabda:”Sekehendakmu”
Ath-Thufail berkata, aku bertanya :”bagaimana jika seperempatnya ?”, maka Rosululloh SAW bersabda :” Sekehendakmu. Bila engkau menambahnya, maka itu lebih baik bagimu.”
Aku bertanya :”bagaimana jika setengahnya ?”, maka Rosululloh SAW bersabda :” Sekehendakmu. Bila engkau menambahnya, maka itu lebih baik bagimu.”
Aku bertanya :”bagaimana jika duapertiganya ?”, maka Rosululloh SAW bersabda :” Sekehendakmu. Bila engkau menambahnya, maka itu lebih baik bagimu.”
Aku berkata, “Aku akan jadikan seluruh (kesempatan berdo’a bagi diriku ini) dalam shalatku, diisi seluruhnya dengan bersholawat kepadamu.” Maka Rosululloh bersabda :”Jika demikian, maka cita-citamu di cukupi, dan dosa-dosamu di ampuni.”
At-Tarmizi (VII/152). Di hasankan oleh Arna-uth dalam kitab Jalaa-ul Afhaam karya Ibnu Qoyyim hal.78)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah di tanya tentang penafsiran hadist ini, ia menjawab ( Lihat Jalaa-ul Afhaam karya Ibnul Qoyyim, tahqiq Syu’aib dan Abdul Qodir al-Arna-uth ( hal 79)

“Ubay bin Ka’ab memiliki do’a untuk dirinya sendiri. Lalu ia bertanya kepada Nabi SAW, bagaimana jika ia gunakan seperempat dari do’anya itu untuk bersholawat kepada Nabi. Lalu Nabi menjawab bahwa jika di tambah maka hal itu akan lebih baik baginya. 

Kemudian Ubay bertanya, bagaimana jika setengahnya, Rosul menjawab bahwa jika di tambah maka hal itu akan lebih baik baginya. Hingga akhirnya Ubay berkata :”aku ganti semua do’aku untuk diriku dengan bersholawat kepadamu.” Maka Nabipun bersabda :”Jika demikian, maka cita-citamu dicukupi, dan dosa-dosamu diampuni, Karena barangsiapa bersholawat kepada Nabi SAW satu kali, maka Allah bersholawat (memberikan rahmat) kepadanya sepuluh kali. 

Dan barang siapa dianugrahi rahmatoleh Allah, niscaya cita-citanya dicukupi oleh Allah, dan dosa-dosanya di ampuni-Nya.

Asy-Syaukani berkata,”Dalam dua hal ini (dicukupi cita-cita dan di ampuni dosa-dosa) terkumpul dua kebaikan di dunia dan di akhirat. Karena orang yang dicukupi cita-citanya, ia selamat dari bencana-bencana dan berbagai rintangan di dunia dan di akhirat. 

Sementara bencana-bencana itu bagaimanapun kecilnya akan menimbulkan keduka citaan. Sedangkan orang yang diampuni dosa-dosanya oleh Allah, ia akan selamat dari bencana akhirat. 

Karena tidak ada sesuatu yang akan membinasakan seorang hamba kecuali dosa-dosanya.”
Tuhfatudz Dzaakiriin karya Asy-Syaukani, hal 30

Rosululloh SAW bersabda :” Barangsiapa bersholawat 10 x di pagi hari dan 10 x di sore hari, maka ia mendapatkan syafaat (pembelaan)ku pada hari Qiyamat.
Lihat Shahiihut Targhiit wat Tarhib (no.259) hal 273. Al-Al-bani menghasankannya.

Maka selama prosesi pelaksanaan kita terus perbanyak sholawat atas nabi agar segala yang kita do'akan (permohonan pemindahan hujan) di kabulkan oleh Allah.

" Maka Aku berkata : Minta ampunlah kepada Tuhan kamu sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan hebat" 
(QS. Nuh :10-11).

Syaikh Syarbini Khatib berkata : " Terkadang menolak hujan dengan melakukan perbuatan sebaliknya".
" Janganlah satu kaum enggan memberikan zakat melainkan terhambat untuk mereka hujan " 
(HR.Baihaqi ).

Untuk Layanan Pawang Hujan disekitar Jakarta, Silahkan Hubungi Kami.
Diberdayakan oleh Blogger.